MAKALAH
Teori Organisasi Umum 1
“ Arti Penting Kepemimpinan dalam
Organisasi ”
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Aulia Ausath ( 11112247 )
Dieto Fauzhar ( 12112091 )
Hendra Vira Dewantara ( 13112389 )
Mila Yunita ( 18112359 )
Rahma Hariance ( 15112909 )
Restu Arya Pradana ( 16112152 )
Roy Yohanes Lumban Gaol ( 16112708 )
KELAS 2 KA 13
Mata Kuliah : Teori Organisasi Umum 1
Dosen :
IRA PHAJAR LESTARI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLGI
INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
DAFTAR ISI
Cover
……………………………………………………........... i
Kata Pengantar …………………………………………............ ii
Kata Pengantar …………………………………………............ ii
Daftar Isi
......................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah...................................................1
1.2. Rumusan
Masalah............................................................1
1.3.
Tujuan.............................................................................1
BAB II ISI MAKALAH
2.1. Kepemimpinan..............................................................................2
2.2. Organisasi.....................................................................................2
2.3. Konsep Gaya Kepemimpinan
dalam organisasi..............................3
2.4. Macam-macam Pemikiran Gaya Kepemimpinan dalam
organisasi...4
2.5. Integritas dan Sikap-sikap pemimpin dalam Organisasi...................4
2.6. Ciri-ciri
kepemimpinan dalam
organisasi.........................................6
2.7. Tipe
pemimpin dalam
organisasi.....................................................6
2.8. Fungsi Pemimpin Dalam
Pengambilan Keputusan...........................9
2.9. Contoh
kasus................................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
.................................................................................11
3.2. Saran
..........................................................................................11
Daftar
Pustaka
...................................................................................12
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis
haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa perlindungan-Nya maka
makalah ini tidak dapat kami selesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Dalam makalah ini penulis menjelaskan tentang “Arti Penting Kepemimpinan Dalam
Organisasi” beserta dengan contoh peristiwa yang berkaitan dengan judul
tersebut.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki penulis maupun sumber referensi yang digunakan. Oleh karena itu mohon maaf jika makalah ini kurang sempurna. Tak lupa penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada seluruh anggota kelompok yang lainnya yang telah membantu dalam penulisan serta penyelesaian makalah ini.
Demikian makalah ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang memerlukannya. Jika terdapat kesalahan kami selaku penulis memohon maaf atas keterbatasan yang kami miliki. Atas perhatian dan pengertiannya kami ucapkan Terima Kasih.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki penulis maupun sumber referensi yang digunakan. Oleh karena itu mohon maaf jika makalah ini kurang sempurna. Tak lupa penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada seluruh anggota kelompok yang lainnya yang telah membantu dalam penulisan serta penyelesaian makalah ini.
Demikian makalah ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang memerlukannya. Jika terdapat kesalahan kami selaku penulis memohon maaf atas keterbatasan yang kami miliki. Atas perhatian dan pengertiannya kami ucapkan Terima Kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam
suatu organisasi selalu melibatkan beberapa orang yang saling berinteraksi
secara intensif. Interaksi tersebut disusun dalam suatu struktur yang dapat
membantu dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Agar pelaksanaan kerja dalam
organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya maka dibutuhkan sumber seperti
perlengkapan, metode kerja, bahan baku, dan lain-lain. Usaha untuk mengatur dan
mengarahkan sumber daya ini disebut dengan manajemen. Sedangkan inti dari
manajemen adalah kepemimpinan. Upaya membangun keefektifan pemimpin
terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan
konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal
sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi,
sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan
personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami
perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika
organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan
memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi
yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep
kepemimpinan-kekuasaan-politik dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi
konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi
yang ideal.
1.2
Identifikasi masalah
Pada
makalah ini penulis mengidentifikasikan masalh mengenai kepemimpinan
diantaranya adalah mendefenisikan kepemimpinan, mengeksplorasi
perbedaan-perbedaan antara seorang pemimpin dan manajer dan mendiskusikan
sumber-sumber wewenang pemimpin.penulis akan membahas mengenai ciri-ciri,
prilaku, dan teori kontijensi efektivitas kepemimpinan serta mendiskusikan
tipologi kepemimpinan dalam organisasi. Pada bagian akhir penulis membahas
mengenai pendekatan-pendekatan kepemimpinan baru terhadap lingkungan kerja pada
zaman sekarang ini.
1.3 Tujuan
Dengan ditulisnya
makalah ini, penulis memiliki tujuan untuk:
-Mengetahui pengertian
dari Organisasi, Pemimpin dan Kepemimpinan
-Mengetahui syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik
-Mengetahui teori yang mendasari munculnya seorang pemimpin dalam organisasi
-Mengetahui syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik
-Mengetahui teori yang mendasari munculnya seorang pemimpin dalam organisasi
1
BAB II
ISI MAKALAH
1.1. Kepemimpinan
proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi.Caraalamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam
hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan
pengajaran/instruksi.
Kebanyakan
orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat
atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke
depan, daya persuasi, dan intensitas.Dan memang, apabila kita
berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln,
Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa
sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan
untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Kepemimpinan
Yang Efektif
Barangkali
pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah
menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas
kepemimpinan. Terdapat nasihat tentang
siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian
jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma),
perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang),
perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin),
pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas
pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa
dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam
diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya).Terdapat lebih
dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana
menjadi pemimpin yang efektif tidak
perlu diulas oleh
sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan
beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir
berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan
nyata.
2.2. Organisasi
Namun sebelum kemana-mana, sebenarnya apakah
pengertian organisasi? Secara umum dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan
wadah untuk melakukan usaha bersama untuk mencapai satu tujuan. Sementara
definisi menurut para ahli, misalnya, Prof Dr. Sondang P. Siagian, mengatakan
organisasi sebagai setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu
tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang/beberapa
orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut dengan
bawahan. Dari definisi ini jelas dalam organisasi terdapat orang-orang yang
memiliki hubungan dipimpin dan memimpin dalam mencapai suatu tujuan yang sama..
2
Sementara, definisi yang lebih sederhana
dan tegas diberikan oleh Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro bahwa organisasi
merupakan struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Definisi ini mempertegas adanya
pembagian kerja dalam kelompok yang tujuan juga mencapai tujuan yang telah
disepakati bersama.
Nah, setelah memahami definisi
organisasi di atas, dapat kita tarik simpulan bahwa organisasi merupakan suatu
kegiatan yang melibatkan sekelompok orang yang berusaha secara bersama-sama
dengan suatu struktur kepemimpinan dan pembagian tugas yang jelas dalam upaya
mencapai tujuan bersama. Lantas, apa manfaatnya berorganisasi? Apalagi bagi
mahasiswa yang sedang sibuk-sibuknya kuliah dan menyelesaikan studinya. Untuk mencapai nikmatnya manfaat berorganisasi itu memang butuh proses
yang panjang dan lama. Tidak bisa kita hanya berorganisasi dalam beberapa bulan
lalu lahir sebagai manusia atau mahasiswa yang memiliki kematangan pribadi
seperti yang diuraikan di atas. Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana
cara-cara berorganisasi yang baik.
tang
keberadaannya dalam masyarakat.
Organisasi
yang baik memiliki 2 ciri utama. Yaitu, antara lain: Pertama, organisasi harus
memiliki anggota yang jelas identitas dan kuantitasnya. Setiap organisasi
modern tentu menuntut para anggotanya memiliki KTA (kartu tanda anggota). Maka,
tidak dibenarkan istilah ”Romli” atau “rombongan liar” yang merupakan kumpulan
dari ”Talap” alias “anggota gelap” dari sebuah ”OTB” singkatan dari “organisasi
tanpa bentuk”.
Kedua, organisasi harus memiliki identitas yang jelas tentang
keberadaannya dalam masyarakat.
2.3. Konsep Gaya Kepemimpinan
Bahasan
mengenai pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskan bagaimana untuk
menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan kepemimpinan
serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik.
Meskipun demikian masih tetap sulit untuk menerapkan seluruhnya, sehingga dalam
prakteknya hanya beberapa pemimpin saja yang dapat melaksanakan kepemimpinannya
dengan baik dan dapat membawa para pengikutnya kepada keadaan yang
diinginkan.
Kepemimpinan
seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, mempunyai berbagai fungsi antara lain,
menyajikan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam kepemimpinan
dan memberikan pengaruh dalam menggunakan berbagai pendekatan dalam hubungannya
dengan pemecahan aneka macam persoalan yang mungkin timbul dalam ekologi
kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, yang
mempunyai peran penting dalam rangka proses administrasi. Hal ini didasarkan
kepada pemikiran bahwa peran seorang pemimpin merupakan implementasi atau
penjabaran dari fungsi kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan merupakan salah satu
di antara peran administrator dalam rangka mempengaruhi orang lain atau para
bawahan agar mau dengan senang hati untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Gaya
kepemimpinan, mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari
seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan
tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya
kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh
Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin
secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut
dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
3
2.4. Macam-macam
Pemikiran Gaya Kepemimpinan
Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan
yang di tawarkan oleh para pakar leardership, mulai dari yang klasik sampai
kepada yang modern yaitu gaya kepemimpinan situasional model Hersey dan
Blancard.
- Teori Gaya Kepemimpinan Klasik
Teori klasik gaya kepemimpinan
mengemukakan, pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur
utama, yaitu unsur pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting
behavior). Dari dua unsur tersebut gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan
menjadi 4 kelompok, yaitu otokrasi (directing), pembinaan (coaching),
demokrasi (supporting), dan kendali bebas (delegating).
Mengambil contoh pemimpin negara kita, presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
1. Mengarahkan (directing)
Gaya kepemimpinan yang mengarahkan,
merupakan respon kepemimpinan yang perlu dilakukan oleh manajer pada kondisi
karyawan lemah dalam kemampuan, minat dan komitmenya. Sementara itu, organisasi
menghendaki penyelesaian tugas-tugas yang tinggi.
2. Melatih (coaching)
Pada kondisi karyawan menghadapi
kesulitan menyelesaikan tugas-tugas, takut untuk mencoba melakukannya, manajer
juga harus memproporsikan struktur tugas sesuai kemampuan dan tanggung jawab
karyawan.
3. Partisipasi (participation)
Gaya kepemimpinan partisipasi,
adalah respon manajer yang harus diperankan ketika karyawan memiliki tingkat
kemampuan yang cukup, tetapi tidak memiliki kemauan untuk melakukan tanggung
jawab.
4. Mendelegasikan (delegating)
Selanjutnya,
untuk tingkat karyawan dengan kemampuan dan kemauan yang tinggi, maka gaya
kepemimpinan yang sesuai adalah gaya “delegasi”. Dengan gaya delegasi ini
pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap sudah
mampu dan mau melaksanakan tugas/tanggung jawabnya.
4
2.5. Integritas dan Sikap-sikap pemimpin dalam
Organisasi
Sebagian besar kita ingin jadi pemimpin. Namun,
dalam memimpin, satu hal penting ditekankan adalah kepemimpinan tidak hanya
menyangkut organisasi, namun dimulai dari lingkup yang terkecil yaitu diri kita
sendiri. Kepemimpinan dalam diri pribadi dapat dilatih dengan memiliki integritas
yang tinggi.
Integritas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti “mutu, sifat, atau keadaan yg menunjukkan kesatuan yg utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yg memancarkan kewibawaan; kejujuran.”
Kesatuan dalam hal ini berarti adanya konsistensi antara apa yang kita katakan
dengan apa yang kita perbuat. Sekilas, integritas terlihat sepele, namun
menurut John C. Maxwell, integritas adalah faktor kepemimpinan yang paling
penting. Hal ini terbukti dari bobroknya bangsa Indonesia pada masa orde baru
karena kurangnya integritas yang berujung pada KKN meskipun pemimpinnya cakap
dalam berpolitik dan bernegara.
Integritas bukanlah apa yang kita lakukan melainkan
lebih banyak siapa diri kita. Siapa diri kita ini bisa terus menerus
diperbaiki, baik dengan menetapkan nilai-nilai dan norma-norma yang
sesuai bagi diri kita sendiri. Dan pada akhirnya siapa diri kita akan
menentukan apa yang kita lakukan.
Ketika kita menganut suatu nilai misalnya kejujuran
maka kita akan memilih untuk tetap jujur pada waktu ujian ketimbang mencoba
untuk bertanya kepada teman. Perbuatan jujur ini akan membawa keuntungan
bagi diri kita sendiri keuntungan pertama adalah kita merasa puas dengan hasil
ujian yang kita kerjakan, dan keuntungan kedua adalah teman-teman yang lain
akan percaya kepada kita. Kepercayaan merupakan harga yang sangat mahal dan hal
inilah yang membuat seseorang menjadi seorang pemimpin.
Hal yang sulit dalam integritas kepemimpinan adalah
ketika terjadi perbedaan nilai, norma ataupun kepentingan. Masalah ini sering
terjadi pada seorang mahasiswa yang menganut nilai kejujuran dan setia kawan.
Tentunya kedua nilai ini akan bertentangan ketika melihat ada teman yang tidak
bisa mengerjakan ujian dan mahasiswa tersebut merasa tergerak untuk membantu
dengan alasan kesetiaan, namun takut membantu dengan alasan kejujuran. Pada
kasus ini tentunya kita harus bisa memilah kapan menggunakan suatu nilai/norma
dan kapan tidak menggunakannya. Kesetian kawan tentunya tidak dilihat pada saat
ujian saja, melainkan dalam bersosialisasi sehari-hari dan pada saat ujian
merupakan momentum paling tepat untuk menguji kejujuran kita.
Lebih lanjut, dalam suatu organisasi terdapat
beberapa sikap yang perlu dihindari. Sikap ini merupakan bagian perwujudan
integritas pribadi yang tidak baik yang berkembang dalam suatu organisasi.
Sikap-sikap yang perlu dihindari tersebut antara lain:
Salah paham dalam menerima dan menafisrkan pesan.
Salah paham dalam menerima dan menafisrkan pesan.
- Prosedur hubungan dalam organisasi tidak diikuti dengan benar. Misalnya, arahan dari pihak atasan langsung ke level paling bawah, tanpa mengambil peranan pihak tengah (middle level) dalam organisasi.
- Kurangnya komitmen penuh dalam kerja organisasi. Aturan organisasi tidak dipahami dan dihayati pleh anggota organisasi.
- Adanya kepentingan pribadi. Organisasi dipergunakan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
- Permasalahan yang tidak kunjung selesai, sehingga tidak muncul kondisi organisasi yang nyaman.
- Tidak adanya pembagian kerja dan juga pembagian keuntungan yang adil..
Keretakan dalam organisasi dapat menumbuhkan citra negatif, dengan permasalah yang saling terkait, antara lain :
- Keretakan hubungan antara anggota organisasi.
- Perselisihan yang terus berlarut-larut dan suasana organisasi yang muram.
- Wujud sikap mementingkan diri sendiri.
- Produktivitas organisasi merosot.
- Ketidakstabilan organisasi akibat dari retaknya hubungan.
- Penyalahgunaan kekuasaan, mementingkan diri sendiri
5
2.6.Ciri-ciri
kepemimpinan dalam organisasi
- Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan
kesempatan untuk meningkatkan kemampuan bawahan,
mengubah sikap dan perilakunya dan meningkatkan dedikasinya
kepada organisasi.
- Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut olehseseorang.
- Keterampilan Berkomunikasi secara Efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain adalah fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
- Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut olehseseorang.
- Keterampilan Berkomunikasi secara Efektif, fungsi komunikasi dalam organisasi antara lain adalah fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
2.7. Tipe pemimpin dalam organisasi
1. Adaptif
Dalam keadaan normal, mungkin saja
tidak akan ada jawaban yang mudah, tapi setidaknya akan ada sebuah jawaban. Di
saat krisis dan terjadi perubahan di mana-mana, seorang pemimpin harus dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut dalam menjalankan bisnisnya.
Seorang pemimpin yang adaptif dapat menyesuaikan diri dan perusahaan dengan
keadaan yang dinamis, menyesuaikan nilai mereka dengan perubahan ya g terjadi,
dan membantu bawahan mereka untuk dapat ikut menyesuaikan diri dan mengenali
perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kepercayaan bawahan tersebut kepada
mereka. Contoh pemimpin adaptif yang dapat Anda lihat adalah Sam Palmisano dari
IBM, dan Ford’s Alan Mulally.
2. Kecerdasan emosional
Seorang psikolog Daniel Goleman
mengkorelasikan kepemimpinan yang sukses dengan kesadaran akan perasaan diri
sendiri dan perasaan orang lain. Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional
sangat bisa mengatur diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain,
dan mereka juga seringkali merupakan orang yang sangat hebat dalam mempengaruhi
(dalam arti yang baik). Semua orang dapat berlatih dan belajar untuk bisa
cerdas secara emosional.
3. Karismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik
dapat mempengaruhi orang lain untuk melewati kepemimpinan bersama dirinya.
Sembilan puluh tahun yang lalu, sosiologis Max Weber menggambarkan otoritas
kharismatik berasal dari karakter yang luar biasa, pejuang, dan kesucian.
Dewasa ini, kharismatik lebih berhubungan dengan personality seseorang dan
tampaknya susah untuk diajarkan. Seorang pemimpin yang kharismatik dapat
menjadi motifator yang hebat dan seringkali membawa kesuksesan yang luar biasa
bagi perusahaannya. Contoh pemimpin yang kharismatik adalah Theodore Roosevelt.
4. Authentic
Authenticity, seperti halnya passion,
adalah sebuah kata yang sering digunakan. Tapi kata ini tetap masih terdengar
fresh ketika mantan CEO dari Medtronic, Bill George menggunakan kata ini untuk
menggambarkan pemimpin dengan integritas dan karakter. Itu di tahun 2003, dua
tahun setelah runtuhnya Enron dan delapan tahun sebelum Medtronic, dibawah CEO
yang lain, membayar lebih dari dua puluh tiga juta dollar untuk mengatur klaim
untuk membayar kesalahan mereka. Hal ini menunjukan, seorang pemimipin
yang memiliki keaslian, seperti James Goodnight dari perusahaan software
raksasa SAS merupakan seorang bintang dari keteguhan dan disiplin.
5. “Level 5 leader”
Seperti yang digambarkan seorang
pebisnis hebat Jim Collins, pemimpin level 5 mengejar tujuan dengan kegigihan
seperti seekor singa dan kerendahan hati seperti seekor domba. Orang seperti
ini sangat sulit dicari. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang murah hati,
bertanggung jawab, dan meletakkan kepentingan organisasi di atas kepentingan
pribadi. Meskipun banyak entrepreneur yang dikatakan merupakan pemimpin level
5, yang perlu dilihat apakah mereka bisa menekan ego mereka sendiri dalam
menjalankan perusahaan atau tidak.
6
6. Mindful leader
Terlalu banyak pemimpin yang menjalani
kepemimpinan mereka berdasarkan pada asumsi lama dan aturan-aturan yang tidak
praktis. Jika pemimpin tersebut memberikan perhatian pada lingkungan mereka,
memperhatikan, menganalisa dan yang paling penting, mendengarkan orang lain,
maka mereka akan menanyakan pertanyaan yang lebih pintar, dapat mendeteksi
perubahan yang terjadi, dan dapat menjadi pelajar yang lebih baik. Kesadararan
ini akan lebih mudah dilakukan oleh para pemimpin muda, yang belum tercemar oleh
pemikiran-pemikiran lama dan kebiasaan-kebiasaan lama. Tapi perusahaan raksasa
juga seringkali melahirkan pemimpin-pemimpin yang mindful.
7. Narsisme
Diluar para pemimpin yang hebat,
terdapat juga beberapa pemimpin yang tidak patut dicontoh. Beberapa diantaranya
adalah pemimpin yang terlalu mencintai dirinya sendiri, atau yang biasa kita
kenal dengan nama pemimpin yang narsis. Pemimpin yang narsis tidak mendengarkan
orang lain, tidak ingin belajar, tidak ingin mengajar, dan tidak suka jika ada
pendapat yang berbeda dari pendapat mereka. Tapi tidak semua pemimpin yang
narsis itu buruk. Psikoanalisis Michael Maccoby menggambarkan satu tipe narsis
yang tidak terlalu buruk. Contoh pemimpin seperti ini adalah Bill Gates dan
Andy Grove. Mereka adalah pemimpin yang visionaris, dan mampu membawa
orang-orang mengikuti visi yang mereka buat. Tipe pemimpin seperti ini ternyata
memiliki pendamping yang mampu menutupi kekurangan mereka, dan tetap menjaga
mereka utnuk rendah hati.
7
8. ”No-excuse” leadership
Kemiliteran tampaknya merupakan suatu
tempat yang memiliki pembelajaran kepemimpinan yang tinggi dan tidak pernah
berakhir. Kepemimpinan yang “no-excuse” merupakan tipe kepemimpinan yang
biasanya terdapat di dunia militer. Tipe kepemimpinan ini akan mampu membuat keputusan
dengan cepat, bersikap tegas dan keras, dan menunjukan mental yang kuat. Ini
merupakan suatu kebetulan ketika penelitian di tahun 2006 menunjukan bahwa
perusahaan yang dipimpin oleh mantan militer mengungguli S&P 500, dan
pemimpin tersebut bertahan lebih lama dalam pekerjaan mereka. Contoh pemimpin
ini adalah Frederick Smith, mantan angkatan laut yang menjalankan FedEx selama
lebih dari 40 tahun.
9. Menular
Richard Boyatzis dan Annie McKee
menyebutkan bahwa emosi itu menular: Moral seseorang dapat naik dan turun
sesuai dengan mood dari sang pemimpin. Pemimpin yang positif dan bersemangat
dapat menularkan hal itu kepada bawahan mereka dan menularkan antusiasme yang
positif dalam perusahaan. Merupakan hal yang penting untuk diingat bahwa Anda
harus dengan cermat menghitung dan merancang perusahaan Anda, dan seberapa
banyak hal itu akan mempengaruhi kehidupan pribadi Anda. Seorang pemimpin harus
mampu memisahkan permasalahan pribadi dari kehidupan profesional mereka.
10. Melayani
Pemimpin tipe ini adalah pemimpin yang
bersedia untuk melayani bawahannya, tidak tertutup pada batasan jabatan.
Pemimpin tipe ini akan bersedia untuk pertama kali melayani, dan bersedia
menjadi contoh agar bawahan mereka dapat bekerja dengan lebih baik. Tipe-tipe
pemimpin ini adalah mereka yang memiliki empati yang besar, peduli, dan mau
menyembuhkan.
11. Storyteller
Seorang pemimpin harus mampu
bercerita: tentang dirinya sendiri, tentang perusahaan, tentang apa yang
dilakukan pegawai mereka, dan tentang apa yang akan dilakukan mereka di masa
depan. Menceritakan cerita membangkitkan emosi yang tidak dapat dibantah
siapapun juga. Tidak heran, jika tipe pemimpin seperti ini banyak terdapat dan
cocok untuk para entrepreneur, karena para entreprenur membangun sendiri cerita
mereka, dan merekalah yang benar-benar mengerti cerita mereka.
8
2.8. Fungsi Pemimpin Dalam Pengambilan
Keputusan
Salah satu fungsi pemimpin
dalam manajemen adalah mengambil keputusan secara efektif. Keberadaan
sumber-sumber, biaya, bahan, keahlian, tenaga, pengetahuan, waktu dan ruang
yang terbatas, oleh karena itu timbulah pengambilan keputusan.
Fungsi kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua
hal pokok, yakni:
(1) fungsi yang berkaitan dengan tugas yang
disebut fungsi pemecahan masalah
(2) fungsi pemeliharaan kelompok yang disebut
fungsi sosial
Langkah pengambilan keputusan bervariasi,
meskipun demikian secara umum meliputi :
1. Merumuskan masalah
2. Merumuskan hasil yang
diharapkan
3. Mengembangkan pilihan
penyelesaian
2.9. Contoh kasus
Contoh Peristiwa atau kasus yang berkaitan dengan
kepemimpinan dalam berorganisasi. Belum lama ini Partai Demokrat kocar – kacir
karena pengakuan dari salah seorang mantan Bendahara Umumnya Muhammad
Nazaruddin mantan yang menyebutkan bahwa banyak anggota dari partai tersebut
yang terlibat kasus korupsi Wisma Atlet. Nazaruddin yang juga terdakwa kasus
dugaan suap wisma atlet SEA Games itu mengaku tahu banyak soal Anas Urbaningrum
(Ketua Umum DPP Partai Demokrat) tetapi tiap kali ditanya kasus apa saja yang
menjerat Anas, Nazaruddin enggan mengungkapnya sekarang. Selama ini Nazaruddin
kerap menuding Anas terlibat sejumlah kasus dugaan korupsi. Dia mengatakan Anas
menerima uang Rp 50 Miliar terkait proyek pembangunan pusat olahraga,
Hambalang, Jawa Barat dan mendapat uang Rp 80 Miliar dari dua proyek PLN di
Kalimantan dan Riau. Belakangan, Yulianis saat bersaksi di persidangan
mengungkapkan adanya aliran dana Permai Group senilai Rp 150 juta kepada Anas
Urbaningrum saat Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Yulianis juga
menyebutkan adanya dana Rp 100 juta ke Ansi Mallarangeng, yang juga mencalonkan
diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Denokrat. Selain itu, Yulianis mengungkapkan
adanya gelontoran uang Rp 30 Miliar dan 5 Juta dollar AS ke kongres Partai
Demokrat. Dalam kongres tersebut Anas terpilih sebagai ketua umum. Nazaruddin
juga sempat menyinggung masalah ini, katanya masalah ini adalah masalah
personal yang tidak ada kaitannya dengan Partai.
9
Berdasarkan kasus di atas dapat
digambarkan jika suatu organisasi/partai memiliki anggota yang terseret kasus
korupsi ataupun masalah lainnya yang merugikan partai/organisasi maka seorang
pemimpin harus tegas memberikan sanksi terhadap anggotanya tersebut karena hal
tersebut pastinya akan menghambat tujuan dari organisasi/partai. Disini
ketegasan pemimimpin sangatlah menentukkan, jika pemimpin tersebut memiliki
tipe kepemimpinan yang Fathernalistik bisa diperkirakan pemimimpin tersebut
tidak akan memberikan sanksi berat terhadap anggotanya. Mungkin saja pemimpin
bertipe kepemimpinan Fathernalistik ini akan memaafkan anggotanya dan
memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Hal ini sangatlah tidak
efektif, jika anggota yang merugikan partai/organisasi terus menerus dimanjakan
tentunya mereka sebagai anggota tidak akan berkembang. Beda halnya jika
pemimpin organisasi/partai tersebut memiliki tipe kepemimpinan yang demokrtis,
disini mungkin pemimpin tersebut akan melibatkan anggota lainnya dalam
pegambilan keputusan terhadap kasus korupsi yang melibatkan anggota
organisasi/partai. Meskipun melibatkan anggota lainnya tentu saja andil
terbesar dalam pengambilan keputusan berada di tangan pemimpin. Disini
seharusnya pemimpin bersikap objektif terhadap kasus yang menimpa anggotanya.
Di kasus lain jika seorang calon pemimpin melakukan jalan pintas dalam
pemilihan dirinya sebagai pemimpin organisasi/partai ini jelas tidak benar
karena masa depan organisasi/partai berada di tangan pemimpinnya, apabila
pemimpinnya saja melakukan cara pintas untuk mendapatkan kekuasaan bagaimana
dia bisa memberikan contoh yang baik kepada anggotanya. Seorang yang seperti
ini tidaklah pantas untuk dijadikan seorang pemimpin karena mereka tidak akan
memimpin organisasi/partai dengan baik, mereka cenderung mementingkan
pribadinya sendiri dibandingkan dengan kepentingan organisasi/partai. Jelas
jika organisasi/partai memiliki pemimpin seperti ini organisasi/partai tersebut
tidaklah maju.
Oleh karena itu disini pemimpin yang
baik sangatlah penting untuk kemajuan partai. Bukan mereka yang lebih
mementingkan kepentingan pribadinya tetapi mereka yang menomor satukan
kepentingan bersama untuk mencapai tujuan umum organisasi/partai.
10
BAB III
PENUTUP
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan masalah
yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bagian penutup ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Pemimpin
yang baik sangatlah diperlukan dalam suatu organisasi.
2. Tidak semua
tipe kepemimpinan itu baik dan cocok diterapkan pada suatu organisasi tertentu.
3. Selain di
tangan anggota, masa depan organisasi bergantung pada pemimpin, hanya pemimpin
yang memiliki tipe kepemimpinan yang baiklah yang nantinya dapat memajukan
organisasi tersebut.
4. Pemimpin
bukanlah dictator, disini pemimpin hanyalah alat untuk memotivasi anggota
lainnya dalam mencapai tujuan tertentu.
5. Pemimpin
yang baik dapat menjadi contoh bagi anggotanya.
3.2. Saran
Dari penjelasan yang telah
dijelaskan, maka diharapkan makalah ini dapat dimanfaatkan pembaca dalam
memahami tentang Arti Penting Kepemimpinan Dalam Organisasi. Selain itu penulis
juga menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari makalah ini dan juga
mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca kurang baik dari makalah ini. Makalah
ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu penulis menyarankan agar
makalah ini bisa disempurnakan baik dari cara penulisan maupun pada struktur
pembahasan.
11
Daftar
Pustaka
12